demi uang aku jual perawanku dengan puas


Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima . Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.

Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.

Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:

” Maaf, nona … Apakah anda sedang menunggu seseorang? ”
” Tidak! ” Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
” Lantas untuk apa anda duduk di sini?”
” Apakah tidak boleh? ” Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam..
” Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.”
” Maksud, bapak? ”
” Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ”
” Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk di sini untuk sesuatu yang akan saya jual ” Kata wanita itu dengan suara lambat.
” Jual? Apakah anda menjual sesuatu di sini? ”
Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
” Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ”
” Saya ingin menjual diri saya, ” Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam-dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
” Mari ikut saya, ” Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.

Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum di wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat kursi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.

” Apakah anda serius? ”
” Saya serius ” Jawab wanita itu tegas.
” Berapa tarif yang anda minta? ”
” Setinggi-tingginya. .’ ‘
” Mengapa?” Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
” Saya masih perawan ”
” Perawan? ” Sekarang petugas satpam itu benar-benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini..
Pikirnya
” Bagaimana saya tahu anda masih perawan?”
” Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan.. Ya kan …”
” Kalau tidak terbukti? ”
” Tidak usah bayar …”
” Baiklah …” Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
” Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ”
” Cobalah. ”
” Berapa tarif yang diminta? ”
” Setinggi-tingginya. ”
” Berapa? ”
” Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu berapa? ”
” Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ”
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.
Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.
” Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Ini termasuk yang tertinggi, ” Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
” Saya ingin yang lebih tinggi…”
” Baiklah. Tunggu disini …” Petugas satpam itu berlalu.
Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
” Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ”
” Tidak adakah yang lebih tinggi? ”
” Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama-sama butuh … ”
” Saya ingin tawaran tertinggi … ” Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
” Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya. Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. ” Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.
Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
” Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? ” Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama ke sekujur tubuh wanita itu …
” Berapa? ” Tanya pria itu kepada Wanita itu.
” Setinggi-tingginya ” Jawab wanita itu dengan tegas.
” Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? ” Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
” Rp.. 6 juta, tuan ”
” Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. ”
Wanita itu terdiam.
Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
” Bagaimana? ” tanya pria itu.
”Saya ingin lebih tinggi lagi …” Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
” Bawa pergi wanita ini. ” Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
” Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ”
” Tentu! ”
” Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu … ”
” Saya minta yang lebih tinggi lagi …”
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.
Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
” Kalau begitu, kamu tunggu di tempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ”
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
” Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Rupiah.
Apakah itu tidak cukup? ” Terdengar suara pria itu berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
” Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.
Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ”
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria itu.
Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: ” Pak, apakah anda butuh wanita … Huh ”
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
” Ada wanita yang duduk disana, ” Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.
Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini.
“Dia masih perawan..”
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. ” Benarkah itu? ”
” Benar, pak. ”
” Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu … ”
” Dengan senang hati. Tapi, pak …Wanita itu minta harga setinggi tingginya.”
” Saya tidak peduli … ” Pria itu menjawab dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
” Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ….” Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
” Mari kita bicara di kamar saja.” Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.
Di dalam kamar …
” Beritahu berapa harga yang kamu minta? ”
” Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ”
” Maksud kamu? ”
” Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterima kasih …. ”
” Hanya itu …”
” Ya …! ”
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani di tengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa di hadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.
” Siapa nama kamu? ”
” Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar … ” Kata wanita itu
” Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ”
”Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ”
” Ada ! ” Kata pria itu seketika.
” Sebutkan! ”
” Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu ke rumah sakit.
Dan sekarang pulanglah … ” Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
” Saya tidak mengerti …”
” Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya. Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterima kasih. Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terima kasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar …”
” Dan, apakah bapak ikhlas…? ”
” Apakah uang itu kurang? ”
” Lebih dari cukup, pak … ”
” Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ”
” Silahkan …”
” Mengapa kamu begitu beraninya … ”

” Siapa bilang saya berani. Saya takut pak …
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya ke rumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` … Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan … ”
” Keyakinan apa? ”

” Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Tuhan lah yang akan menjaga kehormatan kita … ” Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
” Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini … ”
” Kesadaran… ”
.. . .
Di sebuah rumah di pemukiman kumuh. Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
” Kamu sudah pulang, nak ”
” Ya, bu … ”
” Kemana saja kamu, nak … Huh”
” Menjual sesuatu, bu … ”
” Apa yang kamu jual?” Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum …
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang
gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan
….
” Kini saatnya ibu untuk berobat … ”
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: ” Tuhan telah membeli yang saya jual… ”.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya ke dalam taksi dengan hati-hati dan berkata
kepada supir taksi: ” Antar kami kerumah sakit …”
 

misteri cinta dewasa sex yahut

Cerita ini dimulai dari kisah sebuah keluarga bahagia yang terenggut keharmonisan mereka akibat datangnya sekelompok perampok bersenjata tajam yang menghabisi nyawa satu - persatu penghuni rumah megah milik orang terkaya yang berada di tengah kawasan perkampungan Lembah Batu.

Malam itu, tepatnya hari Selasa Kliwon pukul 00.00 WIB, sekelompok perampok yang berjumlah tujuh orang datang menyatroni rumah milik keluarga Raden Gilang Gentara (45), seorang ayah yang memiliki dua orang anak yaitu Ratih (14) dan Anggara (12). Raden Gilang Gentara memiliki seorang istri yang sangat cantik. Sewaktu masih gadis, istrinya yang bernama Anggita Saputri ini merupakan kembang desa di kampung Lembah Batu.

Saat ini Anggita Saputri sedang mengandung 8 bulan anak ketiga Raden Gilang Gentara. Sebelum malam tragis itu, keadaan keluarga orang terkaya di kampung Lembah Batu tersebut sangat bahagia, mereka dihormati semua orang karena sikapnya yang rendah hati dan suka menolong terhadap sesama.

Di malam berdarah tersebut, segerombolan perampok keji tidak hanya berusaha menggasak harta benda milik keluarga ini, namun mereka dengan beringas juga menghabisi nyawa seluruh keluarga tanpa terkecuali. Setelah puas membantai dan menguras harta benda seisi rumah, para perampok itu berusaha kabur. Namun karma selalu ada, tanpa mereka sadari, rumah yang berada di tengah perkampungan itu telah dikepung oleh ratusan warga yang curiga dengan suara - suara teriakan dari dalam rumah.

Para warga pun menangkap ketujuh perampok itu tanpa perlawanan yang berarti. Tak kalah beringas, warga yang mengetahui para perampok tersebut telah membunuh seluruh anggota keluarga Raden Gilang Gentara merasa geram dan kemudian mereka menghabisi para perampok ini dengan membakar mereka semua hidup - hidup. Keesokan harinya, suasana duka dan air mata tak terbendung lagi. Ribuan pelayat mengantarkan jenazah almarhum Raden Gilang Gentara beserta istri dan anaknya ke tempat peristirahatan terakhir, yaitu makam.

Semua peristiwa tersebut hanyalah awal, inilah kisah yang sesungguhnya. Masih ingat dengan istri Raden Gilang Gentara yang kala itu meninggal dalam keadaan hamil? Di malam ke 40 hari, tepatnya Jumat Kliwon, terdengar suara jeritan tangis memecah heningnya malam dari dalam makam Anggita Saputri yang tidak lain adalah istri dari almarhum Raden Gilang Gentara.

Suara tangis menderu itu terdengar hingga ke sebuah rumah milik Partono (57) yang berada di paling ujung kampung Lembah Batu. Rumah Partono tak jauh dari pemakaman umum yang bernama 'Sulungawu' tersebut. Partono yang merasa ketakutan mencoba memberitahu tetangganya perihal kejadian itu, maka terkumpulah puluhan warga. Mereka beramai - ramai menuju ke pemakaman umum Sulungawu untuk melihat dan mencari tahu asal suara tangisan tersebut.

Sesampainya di pemakaman, para warga barulah sadar, suara tangisan tersebut ternyata berasal dari dalam salah satu makam, yaitu makam Anggita Saputri yang telah meninggal 40 hari silam. Setelah berdebat satu sama lain, akhirnya warga sepakat membongkar makam tersebut. Maka dibongkarlah makam Anggita Saputri malam itu juga.

Betapa kagetnya puluhan warga yang menjadi saksi mata kejadian yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ini. Di dalam makam itu ternyata ada sesosok jabang bayi laki - laki yang baru lahir. Wajahnya bersih dan seolah bersinar yang menandakan bayi ini bukanlah jabang bayi biasa. Segeralah jabang bayi yang terlahir dari janin mayat ini pun dibawa pulang untuk dimandikan.

Para sesepuh dan orang pintar di kampung Lembah Batu memberi nama anak itu Putra Sulungawu, sesuai tempat dimana ia dilahirkan, yaitu makam Sulungawu. Putra Sulungawu pun menjadi satu - satunya pewaris seluruh harta benda peninggalan Almarhum ayahnya, Raden Gilang Gentara.

18 tahun kemudian. Putra Sulungawu pun beranjak dewasa, seperti anak muda seusianya ia pun dapat jatuh cinta! Tidak ada keistimewaan khusus apalagi kekuatan tersembunyi yang dimiliki oleh Putra Sulungawu. Bahkan, tak jarang ia sering dipukuli oleh saingannya ketika berusaha memperebutkan gadis idaman. Hingga akhirnya, ia mendapatkan kekasih hati seorang gadis cantik bernama Regina Amalia.

Ada satu hal kesamaan yang dimiliki oleh keduanya, yaitu mereka sama - sama terlahir pada malam Jumat Kliwon, bedanya, yang satu lahir di RS Bersalin pusat kota dan yang satunya dilahirkan di dalam kuburan. Hal - hal ganjil atau tidak lumrah yang sering dilakukan oleh Putra Sulungawu muda adalah, dia terlalu sering ke kuburan untuk berziarah ke makam keluarganya. Tak khayal, ia bahkan sering menginap disana, tidur diatas batu nisan orang mati. Putra Sulungawu sering menangis saat di makam itu. Makam seolah baginya adalah rumah dimana ia dilahirkan.

Di tempat lain, sekelompok paranormal yang menamakan dirinya Teratai Hitam mempercayai ramalan tentang bangkitnya iblis Suropati yang telah dimulai. Untuk menjadi tak terkalahkan dan hidup dalam keabadian, iblis Suropati harus meminum darah 100 orang yang lahir pada malam Jumat Kliwon.

Menurut para anggota Teratai Hitam, dalam minggu - minggu ini sudah ada 98 orang dan terus bertambah yang lahir pada malam Jumat Kliwon meninggal dengan ciri - ciri yang sama, yaitu tubuh mengering karena dihisab darahnya. Semua itu juga dapat dilihat dari 100 lilin yang dinyalakan di ruang meditasi kelompok Teratai Hitam, 98 diantaranya telah padam, kini hanya tinggal 2 yang masih menyala.

Salah seorang anggota paranormal Teratai Hitam menyadari bahwa putrinya terlahir pada malam Jumat Kliwon dan dari kitab ramalan, putrinya akan menjadi korban yang ke 100 (terakhir) yang diincar iblis Suropati. Dialah Regina Amalia yang tak lain adalah kekasih Putra Sulungawu. Iblis Suropati membunuh dan menghisap darah orang - orang yang lahir pada malam Jumat Kliwon secara berurutan.

Keanehan pun terjadi, seharusnya sejak 3 malam yang lalu lilin ke 99 sudah padam yang artinya korban ke 99 sudah dibunuh oleh iblis Suropati dan sekarang giliran Regina Amalia, sasaran terakhir yang telah diamankan oleh seluruh kelompok paranormal Teratai Hitam. Hingga hari ini 2 lilin masih tetap menyala, siapakah korban ke 99 dan sebenarnya apa yang terjadi, mengapa dia belum mati?

Inilah yang terjadi. Tiga malam lalu, ketika Putra Sulungawu sedang bersama teman - temannya di kampung Lembah Batu, tiba - tiba angin bertiup kencang disertai petir menyambar dan muncullah sesosok makhluk gegirisi bertubuh besar mengerikan. Makhluk itu memiliki gigi taring yang tajam dan berliur, ditengah kepalanya terdapat tanduk yang menjulang runcing terlihat mirip gading yang sedikit retak - retak.

Sontak, orang - orang di Kampung Batu yang melihatnya lari tidak karuan. Makhluk itu mengincar Putra Sulungawu yang merupakan korban ke 99. Tak tahu apa yang harus dilakukan, Putra Sulungawu memilih bersembunyi ke kuburan 'Sulungawu' yang terkenal sangat angker itu. Akhirnya, makhluk yang ternyata diketahui adalah iblis Suropati itu pun berhadapan muka dengan Putra Sulungawu di makam itu.

Dengan nada gemetar Putra Sulungawu pun berkata kepada iblis Suropati," Aku adalah orang biasa yang tidak mempunyai kekuatan apa - apa, tapi satu hal yang perlu kau tahu, aku punya teman yang banyaaak..!!!,". Seketika itu juga tanah diatas kuburan Sulungawu berguncang. Muncullah roh - roh halus dari dalam tanah, genderuwo - genderuwo dari pepohonan, kuntilanak - kuntilanak dari balik dedaunan, banaspati - banaspati dari cungkup batu nisan dan demit - demit kuburan lainnya berhamburan keluar. Mereka memangsa iblis Suropati hingga terkoyak dan tak berbentuk.
 

Bercinta dengan mahluk halus enak juga sex

Cerita ini dikisahkan oleh seorang kenalan saya, seorang pria berusia hampir 60 tahun sebut saja namanya Pak Puspo. Pak Puspo ini sejak muda bekerja pada sebuah penginapan kecil yang lumayan ramai juga di Jl. Prawirotaman, Yogyakarta. Saya ketemu bapak ini pada tahun 2002, waktu itu saya bekerja di sebuah rumahsakit sebagai marketing. Tugas saya menjalin kerjasama dengan hotel-hotel dan penginapan yang ada di Jogja.

Pak Puspo mengisahkan sebuah cerita yang sangat menggairahkan namun sekaligus menegangkan. Kejadianya pada akhir tahun 70an atau awal 80an, saya agak lupa dan terjadi beruntun selama beberapa hari. Waktu itu beliau selain bertugas sebagai recepsionis atau penerima tamu pada siang hari juga sekaligus penjaga penginapan tersebut. Setiap malam beliau tidur di sebuah kamar di penginapan tersebut yang terletak agak di belakang. Penginapan tersebut dibangun entah tahun berapa, tapi sudah cukup tua.

Pada suatu malam kira-kira jam setengah satu, ketika badan sudah mulai letih, Pak Puspo beranjak ke kamar tidur untuk istirahat. Beliau merebahkan badan yang penat ke atas kasur yang cukup empuk dan nyaman, sebentar saja Pak Puspo udah sangat mengantuk. Karena capeknya Pak Puspo tidak sempat menutup pintu yang setengah terbuka. Antara sadar dan tidak Pak Puspo melihat sekelibat bayangan perempuan melalui celah pintu. Beliau ingat tamu perempuan yang menginap di sana berbadan agak gemuk, tapi yang dilihatnya perempuan yang tinggi semampai dan berambut sampai di atas pinggang. “Agak kaget memang, tapi saya tidak terlalu menggubris, saya lanjutkan tidur saya,” Pak Puspo bercerita dengan semangat.

Malam berikutnya Pak Puspo tidur sekitar jam duabelas malam, karena temannya yang menggantikan jaga di resepsionis tidak terlalu repot. Lagi-lagi pintu kamar dibiarkan setengah terbuka, setelah beberapa waktu merebahkan diri kembali ada bayangan perempuan seperti kemarin malam. Pak Puspo bertanya-tanya dalam hati siapa sebenarnya bayangan itu, namun Pak Puspo kembali tidak terlalu memusingkan diri. Beliau tertidur lelap sampai akhirnya terbangun karena merasa ada yang menyentuh kakinya. Dengan sambil tiduran beliau membuka mata, alangkah kagetnya beliau melihat sesosok wanita yang sangat cantik dengan rambut tergerai duduk di sebelah kakinya.

“Wajahnya cantik sekali mas, tapi memang agak pucat, baunya wangi sekali tapi wanginya halus gak menyengat,” beliau bercerita. “Wanita itu hanya tersenyum manis, kemudian pergi, anehnya saya nggak merasa takut sama sekali,” beliau menambahkan. Setelah itu akhirnya Pak Puspo tertidur lagi sampai pagi hari.

Malam ketiga Pak Puspo merasa penasaran dengan kejadian dua malam berturut-turut itu. beliau sengaja tidur agak awal, sekitar jam sebelas malam. Beliau menunggu sosok wanita itu datang lagi. Satu jam menunggu membuat Pak Puspo agak ngantuk, akhirnya dia tertidur juga. Pada sekitar jam satu malam beliau dibangunkan oleh sentuhan lembut pada kaki. Pak Puspo bangun dan melihat sosok perempuan yang kemarin menghampirinya. “Wanita itu tersenyum, kemudian dengan lembutnya memijit kaki saya,” kata pak Puspo. Lebih lanjut beliau bercerita, “Agak lama dipijit dan pijitannya enak sekali, saya belum pernah dipijit seenak ini. Saya diam aja karena memang bener-bener enak.” Setelah lama memijit, wanita itu tidur disamping Pak Puspo dan mulai membuat rangsangan layaknya suami istri sedang bercinta. Singkat cerita Pak Puspo dan sosok wanita itu melakukan hubungan badan. “Mas rasanya lain, nggak seperti dengan istri saya, ini sangat lembut, hangat pokoknya saya gak pernah mengalami kenikmatan ini sebelumnya,” beliau menjelaskan dengan semangat.

Kejadian ini berlangsung selama beberapa hari mungkin sampai lima kali, Pak Puspo sendiri juga lupa berapa kali beliau tidur bersama sosok wanita tersebut.

Suatu malam setelah kejadian itu, Pak Puspo menantikan saat-saat indah tersebut berulang kembali, namun apa yang terjadi?

Waktu itu sekitar jam setengah dua malam, beliau terbangun dan mencium bau yang sangat anyir, sangat tidak enak dan membuat mual. Beliau bangun, dan bertanya-tanya bau apakah itu, namun belum sempat terjawab, datang sosok besar hitam berbulu dengan mata merah menyala, kuku tangannya panjang-panjang, sangat menakutkan, “dia menunjuk ke arah saya,” kata beliau. Pak Puspo menyebut sosok itu sebagai Gandaruwo. Tanpa basa-basi Gandaruwo itu mencekik leher Pak Puspo, sampai gak bisa bernafas. Beliau bergumul hebat dengan mahkluk tersebut. Dengan spontan Pak Puspo berdoa memohon bantuan dari yang kuasa. Akhirnya Gandaruwo tersebut melepaskan tangannya dari leher Pak Puspo, mundur satu langkah, wajahnya masih menunjukan marah, lima detik kemudian Gandaruwo tersebut pergi dan hilang pula bau anyir itu.

Pak Puspo terduduk lemas di lantai, dan sebisa mungkin berdoa mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena telah mengusir mahkluk itu. “Kalau tidak ada pertolongan Tuhan mungkin saya sudah nggak bisa bertemu mas dan menceritakan kejadian itu,” kata Pak Puspo menutup cerita.

Percaya atau tidak, cerita ini benar-benar dialami oleh sesorang dan diceriterakan sendiri kepada penulis.
 
 
Support : Gratis berat | Jancok | bagus cuy
Copyright © 2011. KUMPULAN MACAM CERITA SEX - All Rights Reserved
Template Created by Cerita Seks indo Published by sex oh Seks
Proudly powered by Blogger